Minggu, Desember 07, 2014

garut di mahameru

bulan agustus 2013 adalah moment yang amazing karena bisa ke puncak gunung tertinggi di Jawa
 makan bareng ala Sunda garut, ( berarti jeng Asin ) kamana-mana asin wajib
 Begaya akang hendar dengan bendera kompak ( Komunitas Penggiat Alam Papandak)
 Pagi Yang menyegarkan di Ranu Kumbolo
 Ehemmmm ahhh mempeng aya batrean HP na
 Selfie sejenak
 Garut di puncak Mahameru
 Jempol tuh asapnya disebutnya... gombel gitu
 Indonesiaku
 Para Perempuan Hebat, semoga kita ketemu lagi di puncak tertinggi lainnya
 Aku dan Kompak
 Puncak
 Jempol
 Punggggg
Naikkkk ayo cemumutt

khitanan kakang azzra

 Zaidan Azzra Firdaus adalah anak pertama pasangan Bapak Irwan Firdaus dan Ibu Lina Susanti
 Zaidan yang akrab dipanggil Kakang...alias kakannngg kangkung Salebuan
 sekarang menduduki sebagai km di PAUD nya yang ada dibelakang rumahnya.





RIPALS Al-Kautsar



Remaja Islam Pesantren Al-kautsar atau disebut dengan RIPALS adalah salah satu organisasi yang ada di bawah naungan Pesantren Al-kautsar. Ripals bergerak untuk menampung semua kreatifitas dan aktivitas para remaja, 

Ripals berdiri seiring dengan didirikannya Pesantren Al-kautsar sekitar tahun 1995, yang menjadi pelopor berdirinya Ripals adalah Saudara Hadits, Nandang Rahmat, Yeyet Kusmawan dan pejuang lainnya. dan sampai tahun ini Ripals berada di bawah pimpinan Guna Irawan, S.T dan kawan-kawannya.

Selalu memperbaiki Diri dan selalu berbuat yang terbaik menjadi moto ripals. Diantara kegiatan rutin tahunan Ripals adalah, kegiatan Lomba Terbuka Anak Sholeh yang diikuti Madrasah Diniyah se Wanaraja dan Pangatikan, Kegiatan Daurah Ramadhan, Tim Sepak Bola Ripals FC, dan kegiatan laiinnya.

Kamis, November 06, 2014

hizbul wathan sma muhammadiyah wanaraja

 Konsentrasi!!! konsentrasi dikawitan
 Siap-siap nih mu berangkat ayo cemumuttt eaaa
 nah ni die nuju pembekalan n pemberangkatan
 siapppppp
 wahh komandan tuh
 detik detikkk menuju gunung sadahurip
 nyampe nih
 biutiful heee tuh ada gunung sadahurip alias piramid
 benerin tenda
 panas dingginn panasss dingin hw ceria
 panas-panasan
 aduh nga gaya
wakasek tuh

MILAD XV AL-KAUTSAR



Garut, Yayasan Al-kautsar dalam miladnya yang ke XV bertepatan dengan Tahun baru Islam 1436 H, sudah menjadi agenda tahunan untuk melaksanakan kegiatan Milad dan tahun Baru Islam, dalam paket kegiatan “SEMMI” Semarak Muharram dan Milad. Pada tahun ini agenda kegiatan yang dilaksanakan diawali dengan kegiatan santri Madrasah Diniyah Takmiliyah yaitu imtihan santri, Lomba terbuka anak sholeh, Bakti Sosial ( Khitanan massal, dan pengobatan gratis), serta pengajian umum menyambut Tahun Baru Islam 1436 H.
Pada kesempatan ini SEMMI dilaksanakan selama beberapa hari yaitu tanggal 28 Oktober sd 2 Nopember 2014, Dengan Agenda Imtihan santri, dilanjutkan dengan kegiatan RIPALS ( remaja Islam pesantren Al-kautsar) yaitu Lomba terbuka anak Sholeh, dan puncak kegiatannya yaitu tabligh akbar, bakti sosial ( Khitanan massal sebanyak 6 anak, dan Pengobatan gratis kerjasama dengan Puskesmas Kecamatan Wanaraja, alhamdulillah diikuti oleh 190 pasien yang ada disekitar papandak).
Remaja Islam Pesantren Al-kautsar ( RIPALS), sebagai generasi muda di al-kautsar menjadi pelopor dan pelaksana dalam kegiatan tersebut dengan bertanggung jawab melancarkan kegiatan SEMMI, khususnya Lomba Terbuka Anak Sholeh. Al-hamdulilah Kegiatan lomba tahun ini diikuti oleh sekitar 12 madrasah diniyah dan PAUD yang ada di 2 kecamatan yaitu Kecamatan Wanaraja dan Kecamatan Pangatikan.
Yang menjadi jenis perlombaan tahun ini diantaranya : Karaoke, Marawis, Qasidah, Dacil, Mewarnai, busana Muslim, dan Koreografi. Dan Tahun ini yang menjadi Juara Umumnya adalah Madrasah Diniyah Takmiliyah Qir’atul Hidayah Sokol Kulon Kecamatan Pangatikan.
Pada Kesempatan Semmi tahun ini yang menjadi penceramah adalah KH Halim Basyarah, dalam ceramahnya beliau  mengambil tema pentingnya kesatuan kaum Muslim dalam menghadapi zaman yang makin maju, dengan dilengkapi dengan senjata utama TAUHIDULLOH. Tauhid menjadi senjata utama yang harus dimiliki untuk mengarungi kehidupan yang semakin komplek ini.
Selain itu, acara SEMMI tahun ini dihadir oleh Bapak Bupati Garut yaitu bapak RUDI GUNAWAN. Bupati Garut ini disambut dengan kebahagiaan oleh santri-santri Al-kautsar dan warga Al-kautsar umumnya. Pada kesempatan itu Bapak Rudi memberikan santunan kepada para santri-santri, Ibu-ibu Jompo. “Ngan Guru-guru ngaosna teu acan, saurna teh bade diajak piknik”. Heeee.
Pada Sambutannya Bapak Rudi dengan menggunakan bahasa Indonesia menyampaikan beberapa kemajuan yang telah diraihnya, dan juga program-program beliau untuk Garut. Dan juga Beliau akan memberikan bantuan MASJID kepada yayasan Al-kautsar ini, otomatis semua hadirin bertepuk tangan dan merasa terharu pada sambutan bapak Bupati tersebut.
Tapi beliau mensyaratkan bantuan tersebut bisa  cair asalkan diganti dengan “Gerakan Garut Hijau” yaitu harus menanam 500 pohon dan membuat  500 biopori di Papandak. Dengan semangat para pemuda dan warga akan melaksanakan persyaratan bapak bupati tersebut.

Kamis, Oktober 02, 2014

album papandayan garut






Rambu_rambu bagi Para Pendaki



26 RAMBU LARANGAN PADA SAAT PENDAKIAN GUNUNG ( DALAM PERSPEKTIF ISLAM ) Ternyata Islam sejak 14 abad yang lalu sudah membuat rambu-rambu larangan bagi semua manusia umumnya dan para pendaki gunung khususnya…Inilah ke 26 Rambu-Rambu Larangan tersebut: 01. Berniat mendaki gunung untuk perkara-perkara yang diharamkan syariat, seperti: • Kesyirikan : Untuk mengirimkan sesajen kepada sesembahan selain Allah (penghuni gunung, dewa/dewi, jin, setan, dan semisalnya), bertawassul, mencari/meminta wangsit, menyembelih, bernazar, bertabarruk (mencari atau mengalap berkah) kepada jin, penghuni gunung, tempat keramat, atau orang yang sudah mati dan dikuburkan di gunung. • Kebid’ahan : Untuk melakukan upacara, ritual atau acara2 yang bid’ah dan tidak disyariatkan di gunung, seperti Sedekah Gunung, Sedekah Bumi, Hari Ulang Tahun, dll. • Kemaksiatan : Untuk melakukan perbuatan mesum atau maksiat di gunung, seperti yang terjadi di gunung Kemukus. Atau membawa dan menggunakan narkoba dan miras. Dari Amir Mukminin Abi Hafsh Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Sesungguhnya segala amal tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang mendapatkan apa yang diniatkannya. Barangsiapa yang hijrahnya karena Allah dan rasul-Nya, maka hijrahnya karena Allah dan rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang akan diraihnya atau wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya kepada apa yang diniatkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim). 02. Melakukan acara atau ritual ‘Selamatan’ sebelum mendaki gunung. Biasanya acara ini dilakukan oleh pihak keluarga yang salah seorang keluarganya ada yang pergi mendaki gunung. Acara ini termasuk bid’ah yang mengada-ada. Dari ‘Aisyah radliyallâhu ‘anha dia berkata, Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi Wa Sallam bersabda, “Barangsiapa yang mengada-ada (memperbuat sesuatu yang baru) di dalam urusan kami ini (agama) sesuatu yang bukan bersumber padanya (tidak disyari’atkan), maka ia tertolak.” (HR.al-Bukhari) Di dalam riwayat Imam Muslim dinyatakan, “Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang bukan termasuk urusan kami (agama), maka ia tertolak.” 03. Memaksakan diri untuk pergi mendaki gunung walaupun tidak mendapat izin dan restu dari orangtua. Seseorang datang kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam meminta izin untuk pergi Jihad, maka Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepadanya, “Apakah kedua ibu bapakmu masih hidup?” Laki-laki itu menjawab, “Ya.” Maka Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tinggallah dengan kedua orangtuamu, maka itulah Jihadmu.” Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Hadits di atas dijadikan dalil haramnya safar tanpa izin orangtua. Karena menakala Jihad dilarang, padahal keutamaannya sangat agung, maka safar yang mubah tentu lebih dilarang…” (Fathul Bari, VI/174). 04. Tidak memilih pemimpin atau ketua perjalanan. Diriwayatkan dari Abu Sa’id al Khudri, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika tiga orang keluar untuk bepergian, maka hendaklah mereka mengangkat salah seorang dari mereka untuk menjadi pemimpin.” (Shahih Abi Dawud, no. 2608). 05. Mampir untuk meminta izin dan keselamatan kepada kuncen atau juru kunci gunung tersebut. Ini adalah perkara yang membahayakan aqidah dan bisa terjerumus kepada perbuatan Syirik Akbar. Berbeda halnya jika meminta izin kepada petugas khusus yang berwenang dalam masalah ini, maka hal ini dibolehkan, bahkan bisa diwajibkan. Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman, “Hanya kepada-Mu kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami mohon pertolongan.” (al Fatihah: 5) Dan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Apabila kamu meminta, maka mintalah kepada Allah dan bila kamu minta pertolongan, maka mintalah pertolongan kepada Allah.” (HR.Tirmidzi: Hasan Shahih) Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda, “Allah berfirman: Aku tidak butuh pada sekutu-sekutu itu, barangsiapa yang beramal dengan amalnya itu dia mempersekutukan Aku dengan yang lainnya, maka akan Ku-tinggalkan dia bersama sekutunya.” (HR.Muslim) 06. Mempercayai dan menyakini adanya cerita-cerita khurafat, mistis, tahayul di gunung dan yang menyalahi ajaran Islam. Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Zaid bin Khalid Radhiyallahu ‘anhu, katanya: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah mengimami kami dalam shalat Shubuh di Hudaibiyah setelah semalamnya turun hujan. Ketika usai shalat, beliau menghadap kepada orang-orang lantas bersabda: “Tahukah kamu apa yang difirmankan oleh Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Beliau pun bersabda: “Dia berfirman: Pagi ini di antara hamba-hamba-Ku ada yang beriman dan ada pula yang kafir. Adapun orang yang mengatakan: ‘Telah turun hujan kepada kita berkat karunia dan rahmat Tuhan, dia beriman kepada-Ku dan kafir kepada bintang’. Sedangkan orang yang mengatakan: ‘Telah turun hujan kepada kita karena bintang ini, atau bintang itu’, dia kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang.” 07. Membawa barang-barang yang diharamkan selama pendakian dan menggunakannya, seperti jimat, khamer (minuman keras), alat musik, rokok, lonceng, dll. Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Malaikat tidak akan menyertai rombongan yang di dalamnya ada anjing dan lonceng.” (HR: Bukhari). 08. Wanita safar tanpa didampingi oleh mahramnya. Dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak halal bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir melakukan perjalanan sejauh sehari semalam kecuali bersama seorang mahram.” (HR: Bukhari dan Muslim). 09. Ikhtilath (bercampur baur antara laki-laki dengan wanita yang bukan mahram) dan khalwat (berduaan dengan lawan jenis yang bukan mahram) selama pendakian, apalagi jika sampai satu tenda. Dari Ibnu Abbas, bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jangan sekali-kali salah seorang dari kamu bersendirian dengan seorang wanita kecuali bersama mahramnya.” (HR: Bukhari dan Muslim). 10. Meninggalkan kewajiban agama seperti shalat yang lima waktu, walaupun dalam kondisi yang memberatkan dan menyulitkan. Dari Jabir bin Abdillah Radhiallaahu anhu Rasulullah Shalallaahu alaihi wa Sallam bersabda, “ Pemisah antara seseorang dengan kesyirikan dan kekafiran adalah dengan meninggalkan shalat” (HR: Muslim) “Perjanjian antara kita dengan mereka (orang kafir) adalah shalat, barangsiapa meninggalkannya sungguh dia telah kafir.” (HR: Ahmad, At-Turmudzi, An-Nasa’i dan yang lainnya) 11. Tidak menjama’ dan mengqashar shalat selama pendakian jika ia seorang musafir. Dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Melalui lisan Nabi kalian, Allah mewajibkan kalian shalat empat rakaat saat mukim, dua rakaat ketika bepergian, dan satu rakaat di kala takut.” (Hadits Shahih. HR: Muslim, Ibnu Majah, Abu Dawud, An Nasa’i). Dari Ibnu Umar, dia berkata, “Aku pernah menyertai perjalanan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Beliau tidak pernah shalat lebih dari dua rakaat hingga wafat. Aku juga pernah menyertai perjalanan Abu Bakar. Dia tidak pernah shalat lebih dari dua rakaat hingga wafat. Aku juga pernah menyertai perjalanan Umar. Dia tidak pernah shalat lebih dari dua rakaat hingga wafat. Selain itu, aku juga pernah menyertai perjalanan Utsman. Dia tidak pernah shalat lebih dari dua rakaat hingga wafat…” (HR: Muttafaqun ‘alaih). 12. Sudah menjama’ dan mengqashar shalat sebelum meninggalkan tempat kediamannya atau sebelum memasuki daerah lain jika ia hendak safar. Anas berkata, “Aku shalat zhuhur empat rakaat bersama Nabi di Madinah. Adapun di Dzul Hulaifah, kami shalat dua rakaat.” (HR: Bukhari, Muslim, Abu Dawud). Ibnul Mundzir berkata, “Aku tidak tahu bahwa Nabi pernah mengqashar shalat pada setiap safarnya melainkan setelah meninggalkan Madinah.” (Fiqhus Sunnah, I/240, 241). 13. Tidak mengetahui tata cara menjama’ dan mengqashar shalat. 14. Tidak mengetahui tata cara tayammum. Dari Abu Dzar bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya tanah yang suci adalah alat bersuci bagi seorang muslim sekalipun dia tidak mendapatkan air sepuluh tahun.” (HR. Nasa’i (321), Tirmidzi (124), Abu Dawud (332), Ahmad (5/160). Tirmidzi berkata, “Hadits hasan shahih.”) 15. Memaksakan bersuci dengan air padahal persediaan air terbatas dan kurang. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Artinya : Mudahkanlah, janganlah mempersulit dan membikin manusia lari (dari kebenaran) dan saling membantulah (dalam melaksanakan tugas) dan jangan berselisih” (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim). 16. Berpakaian dengan menampakkan aurat selama pendakian. Yaitu laki-laki berpakaian yang menampakkan paha atau bagian dibawah pusarnya, begitu juga isbal (memanjangkan pakaian di bawah mata kaki) bagi laki-laki, sedangkan untuk wanita berpakaian tanpa hijab/jilbab syar’i, memakai pakaian ketat dan celana panjang. Dari Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Artinya : Tidak diperbolehkan bagi orang laki-laki melihat aurat laki-laki, dan wanita melihat aurat wanita…” (Hadits Riwayat Muslim). 17. Mengotori dan merusak lingkungan, seperti: - Membuang sampah sembarangan dan tidak membawa turun sampah yang dibawanya. - Mengotori sumber air. - Mencemari air, tanah dan udara dalam jangka lama. - Mencorat-coret batu, pohon, pos shelter. - Menebang pohon tanpa batas dan berlebihan. - Mengambil atau mencuri flora dan fauna yang langka tanpa izin dan yang terlarang. - Lalai dan sembrono hingga mengakibatkan kebakaran hutan dan savana. - dll. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya: “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan.” (Qs.Al A’raf: 56). ” Dan apabila dia berpaling (dari kamu), dia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, padahal Allah tidak menyukai kebinasaan.” (QS. Al Baqarah: 205). 18. Buang hajat (Buang Air Kecil dan Buang Air Besar) di tempat umum, tempat-tempat yang dilalui manusia, dan di sumber air atau yang tidak mengalir. Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jauhilah oleh kalian dua hal yang bisa mendatangkan laknat!” Mereka bertanya, “Apakah dua hal itu wahai Rasul?” Beliau bersabda, “Orang yang buang hajat di jalanan umum, atau di tempat teduh mereka.” (HR: Muslim). Dari Jabir, sesungguhnya Rasulullah shalallahu alaihi wasallam melarang buang air kecil di air yang diam (tidak mengalir).” (HR: Muslim). 19. Tidak memadamkan api ketika hendak tidur atau pergi. Dari Ibnu Umar, dari Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda, “Jangan kalian membiarkan api menyala di rumah kalian ketika kalian tidur!” (HR: Bukhari dan Muslim). 20. Tidur beramai-ramai dalam satu selimut. Dari Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Artinya : …Dan tidak boleh seorang laki-laki dengan orang laki-laki lain dalam satu selimut, dan wanita dengan wanita lain dalam satu selimut”. (Hadits Riwayat Muslim). 21. Bercerai berai dan berpisah diri dari kelompoknya ketika singgah di suatu tempat. Diriwayatkan dari Abu Tsa’labah, bahwa ketika suatu saat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam singgah (disuatu tempat), maka para Shahabat memilih tempat berhenti yang terpisah-pisah. Maka beliau shalallahu ‘alaihi wassallam bersabda, “Sesungguhnya terpisah-pisahnya kalian di celah gunung dan lembah ini dari syaithan.” (Shahih Abi Dawud, no. 2628). 22. Tidak membagi atau memakan makanan secara adil ketika makan bersama-sama dalam kelompoknya, kecuali jika sudah diizinkan oleh sahabat-sahabatnya. Dari Jabalah ibn Suhaim, dia berkata, “Kami mengalami musim Paceklik bersama Ibnu Zubair, tiba-tiba kami mendapat rizki kurma. Waktu Abdullah bin Umar lewat, kami sedang makan, maka dia berkata, “Jangan kalian makan dua butir kurma sekaligus karena Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam melarang perbuatan qiran tersebut”; kemudian dia berkata, “Kecuali orang itu minta izin kepada kawannya.”(HR: Bukhari dan Muslim). 23. Mencela cuaca (angin, hujan, dingin, panas, dsb) di gunung. Firman Allah Ta’ala (artinya): “Dan kamu membalas rezeki (yang telah dikaruniakan Allah) kepadamu dengan mengatakan perkataan yang tidak benar.” (Al-Waqi’ah: 82) Dari Abu Hurairah, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Angin itu termasuk rahmat Allah, dia datang membawa rahmat, dan bisa juga membawa adzab (siksa), maka jika kalian melihatnya janganlah kalian mencelanya, dan mintalah (kepada Allah) kebaikan yang dibawanya, serta berlindunglah dari kejahatan yang ditimbulkannya.” (HR: Abu Daud dengan sanad hasan). 24. Sombong tatkala mendaki gunung. Allah Ta’ala berfirman, “Janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” (QS. Al Isra’: 37). 25. Tidak mentaati ketua atau pemimpin rombongan, kecuali jika disuruh bermaksiat dan melanggar peraturan. Dari Abdullah bin Umar dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Wajib bagi setiap muslim untuk mendengar dan taat (kepada pemimpin), baik dalam perkara yang dia senangi maupun yang dia benci, kecuali kalau dia diperintah dalam perkara maksiat, maka dia tidak boleh mendengar atau taat.” (HR. Bukhari 4/329 Musnad 3/1469) 26. Tidak mempersiapkan dan membekali diri dengan baik karena merasa sudah biasa dan mampu, sehingga bisa memudharatkan diri sendiri bahkan bisa membunuh diri sendiri. Karena tidak dipungkiri bahwa naik gunung itu termasuk kegiatan beresiko, selain itu juga bisa merepotkan dan menyusahkan teman. Allah Ta’ala berfirman, “…dan janganlah kamu menjerumuskan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan.” (QS Al-Baqarah: 195) Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak boleh memudharatkan diri sendiri dan memudharatkan orang lain.” (HR Malik II/745) Wallahu a’lam Bissawab..... SALAM DAMAI LESTARI Referensi: - “Al Wajiz fi Fiqhis Sunnah wal Kitabil ‘Aziz”, oleh Dr. Abdul ‘Azhim bin Badawi al Khalafi. - “Riyadhus Shalihin”, oleh Imam An Nawawi. - “Mantan Kiai Meluruskan Ritual-ritual Kiai Ahli Bid;ah Yang Dianggap Sunnah” oleh H. Mahrus Ali. - “Pedoman Safar”, oleh Syaikh Sa’id bin Ali Wahf al Qahthani, Syaikh Abdul Aziz bin Baz, dan Azhari Ahmad Mahmud, diterbitkan oleh Pustaka Ibnu Umar, cetakan pertama tahun 2010. - Majalah Al-Furqon Edisi 2 Th. II 1423H.


Bahasa Isyarat dalam Pandu



Bahasa Isyarat dalam Kepanduan
Bahasa Isyarat adalah sebuah bahasa atau kode yang di gunakan dalam sebuah tehnik ketrampilan kepanduan untuk mengirimkan suatu pesan2 tertentu. Bahasa Isyarat pada dasarnya bisa di buat berdasarkan sebuah kesepakatan antara 2 orang atau lebih sehingga mereka dapat saling berkomunikasi dalam sebuah pesan bersifat rahasia.
Di dalam kepanduan (scouting) macam bahasa isyarat ada 3 macam, yaitu :
  1. Sandi
  2. Morse
  3. Semaphore
Baiklah kita akan bahas satu persatu tentang Bahasa Isyarat ini.
1. SANDI
Sandi adalah Rahasia. Sehingga Sandi dalam kepanduan bisa di katakan bukan sandi lagi ketika semua orang sudah mengetahui sandi tersebut, karena sudah tidak menjadi rahasia lagi. Namun sebagai latihan ketrampilan kepanduan tidak ada salahnya ketika hal ini di ajarkan kepada adik adik didik kita.
Sandi dalam kepanduan bentuk dan macamnya angat banyak sekali. Beberapa sandi yang bisa di pelajari adalah sebagai berikut :
a.    Sandi Arab
Kunci : Sandi ini dibaca seperti membaca huruf arab (dari belakang).
Contoh : TAMREC NAD TAMEH NAHTAW LUBZIH UDNAP
Jawab : PANDU HIZBUL WATHAN HEMAT DAN CERMAT

b.    Sandi Ular
Kunci : Sandi ini dibaca dengan menirukan gaya ular berjalan.
Contoh :
P H  I  W A M E A N P  E A H A N A  S E  R M A S
A U Z  L T  N  L  S A N R T  D G I   L  D B M A N S
N D B U  H A A  K K A I  N E N K  H A N U  K  I  S

Jawab :
PANDU HIZBUL WATHAN MELAKSANAKAN PERINTAH DENGAN IKHLAS DAN BERMUKA MANIS

c.    Sandi Koordinat
Sandi ini seperti koordinat;
Contoh ;
Kunci : SANDI PANDU
Soal : NA – DA – IU – AP – SU – AN – NU – SP – ID – NA – SP – CP
Jawaban : HIZBUL WATHAN
Pembuatan Kunci :

S    A    N    D    I
P    a    b    c    d    e
A    f    g    h    i      j
N    k    l    m    n    o
D    p    q    r    s     t
U    u    v    w    x    yz


d.    Sandi Angka
Sandi ini hanya mengganti huruf abjad dengan angka, yaitu A – Z = 0 – 25
Contoh        :  15 + 0 – 13 x 3 + 20 : 7 : 22 x 10 + 20
Kunci        :  A = 0
Jawaban            :  P    A    N    D    U   H   W    K      U

e.    Sandi Katak
Cara : Sandi ini dibaca melompat seperti katak yang meloncat.
Contoh : PHASNIDFUGKHULPHALNIDIULHTICZYBJUKLJWFARTIHZARNG
Jawaban :
PHASNIDFUGKHULPHALNIDIULHTICZYBJUKLJWFARTIHZARNG
PANDUKU PANDU HIZBUL WATHAN
Catatan :
▫    Setiap loncatan huruf tersebut harus konstant yaitu jika hanya melompati 1 huruf maka semua harus 1 huruf, jika 2 maka semua harus disisipi 2 huruf dst.
▫    Penyisipan huruf bebas yang penting penyisipan huruf jumlahnya tetap.

f.    Sandi Tak Terlihat
Setiap orang yang tidak berkepentingan denga surat/pesan yang dibuat ini tidak bisa membacanya karena kertas surat/pesan tersebut nampak seperti tidak ada tulisannya.
Cara membuat :
1.    Alat dan bahan
Mangkuk, cangkir, kertas tulis polos, pupen cina (Pit), buah jeruk nipis, obat merah atau air perasan daun pacar cina dan kapas.
2.    Langkah membuat :
▫    Tuangkan setengah cangkir air ke dalam mangkuk dan tambahkan 10 tetes obat merah atau air perasan daun pacar cina, lalu aduk sampai rata.
▫    Potong jeruk nipis dan peras ambil airnya.
▫    Ambil kertas tulis polos yang bersih dan tuliskan pesan rahasia dengan “tintanya” air jeruk ipis dan “pulpennya” adalah pit
▫    Setelah selesai menulis, keringkan tulisan tadi hingga kering benar.
▫    Cara membacanya adalah usapkan kapas yang sudah dicelup air yang dicampur obat merah tadi pada permukaan kertas.

g.    Sandi AZ
Kunci A = Z

A    B    C    D    E    F    G    H    I    J    K    L    M
Z    Y    X    W    V    U    T    S    R    Q    P    O    N
Contoh     : KZMWF SRAYFO DZGSZM
Jawab    : PANDU HIZBUL WATHAN

h.    Sandi AN
Kunci A = N

A    B    C     D    E    F    G    H    I     J    K     L    M
N    O    P    Q    R    S    T    U    V    W   X    Y    Z

Contoh        : UJXH
Jawab        : HWKU

i.    Sandi Obat Nyamuk
Sandi ini berputar searah jarum jam (seperti lingkaran obat nyamuk bakar)

H    A    N    J
T     I    Z    A
A    H    B    Y
W    L    U   A

2. MORSE
Morse ditemukan oleh Tuan Morse. Yaitu orang Amerika yang menemukan sebuah cara agar setiap manusia dapat saling berhubungan. Cara tersebut ditemukannya pada tahun 1837 tetapi baru dapat diterima untuk dipergunakan di seluruh dunia tahun 1851 dalam Konferensi Internasional. Semboyan morse dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain :
a.    Suara, yaitu dengan menggunakan peluit
b.    Sinar yaitu dengan menggunakan senter
c.    Tulisan yaitu dengan menggunakan titik (.) dan setrip (-)
d.    Bendera yaitu dengan bendera morse.

3. SEMAPHORE
Yaitu : pengiriman berita dengan dua bendera yang dipegangi kedua tangan. Semaphore diciptakan oleh Tuan Semaphore. Bendera Semaphore ukuran Standartnya 45 cm x 45 cm yang terbagi menjadi dua buah warna, yaitu warna tua dan terang yang dibatasai dengan garis diagonal. Cara pemasangan bendera semaphore pada stik adalah warna tua berada pada posisi dekat stik. Contoh bendera semaphore adalah Merah-kuning, biru-kuning, hijau-putih, dan lain-lain sesuai dengan latar belakang tempat. Ukuran Stik Semaphore adalah 60 cm bisa terbuat dari kayu, bambu, rotan, besi, alumunium, dan lain - lain.
Mengapa kebanyakan bendera semaphore di gunakan warna merah dan kuning? Ada beberapa alasan :
  1. Warna merah - kuning adalah warna yang cocok dengan berbagai background latar tempat.
  2. Kebanyakan bendera semaphore di gunakan di lau dan di gunung yang background warnanya biru dan hijau. Jika di laut menggunakan warna biru - putih maka jelas tidak akan kelihatan, begitu juga ketika di gunung menggunakan warna hijau putih atau hijau kuning juga tidak kelihatan jika di lihat dari jarak yang jauh, maka dipilihkan warna merah - kuning menjadi alternatif bendera semaphore.
Sebagai ciri khas, meskipun ada kekurangan yang telah di uraikan di atas Hizbul Wathan menggunakan warna Hijau - Kuning untuk semaphore latihan dengan ukuran standar.
Tehnik menghafal semaphore sangat banyak sekali, sehigga nanti kami akan uraikan satu per satu, karena setiap orang dalam menghafalnya menggunakan metode yang berbeda - beda