Ghibah ( Menggunjing )
“Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan sebuah kalimat yang dia tidak mengerti apa isinya,lantas dia terlempar ke dalam neraka yang jaraknya lebih jauh daripada jarak antara timur dan barat.” (HR. Muslim)
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani ra berkata bahwa para ulama berbeda pendapat tentang abtasan ghibah.
Ar-Raghib dalam Al-Mufrodat : Ghibah adalah menceritakan aib seseorang kepada orang lain yang tidak memerlukan cerita itu”.
Al-Ghazali dalam Al-Ihya : Ghibah adalah bila engkau menceritakan sesuatu tentang saudaramu, yang dia tidak menyukainya bila engkau menyampailam cerita itu kepadanya”.
Ibnu Al-Atsir dalam An-Nihayah :”Ghibah adalah menceritakan keburukan orang lain tanpa sepengetahuan orang tersebut, walau keburukan itu benar-benar ada pada dirinya.
An-Nawawi dalam Al-Adzkar : Ghibah adalah menceritakan keadaan seseorang yang dia tidak suka,baik berwujud keadaan jasmani seseorang, keadaan dinnya, keduaniaannya, diri, bentuk fisik, akhlak, harta, anak, istri,pembantu, pakaian, aktivitas, wajah yang berseri-seri atau muka yang masam, dan hal-hal yang dimutlakan pada pengertian itu, baik diceritakan dengan ucapan, maupun dengan isyarat atau kode.”
Ibnu At-Tin : Ghibah adalah menyebutkan keadaan seseorang yang menyebabkkan ketidaksukaannya, ketika dia tidak ada”.
Al-Imam an-Nawawi ra : Salah satunya adalah ucapan banyak ahli fikih di berbagai kitab karangannya’ berkata beberapa orang yang mengklaim dirinya berilmu…’ atau’sebagian orang yang mengklaim dirinya mampu mengadakan perbaikan…’, atau ungkapan sinis lainnya, yang diisyaratkan kepada orang yang sebenarnya telah diketahui oan lebih jelas oleh pembaca.”
Termasuk ghibah adalah ucapan mereka sebelum menyebutkan aib orang lain:”Allah pasti memaafkan kita; Allah pasti mengampuni kita; kita memohon keselamatan kepada Allah”.
Ghibah tidak terbatas pada ucapan lisan saja, tetapi appun juga yang dapat dipahami oleh orang lain, yang menyebabkan orang yang digunjing menjadi tidak suka dan marah. Seperti sindiran, perbuatan isyarat, kedipan mata, umpatan, tulisan, semua bias menjadi sarana Ghibah. Demikian juga semua sarana yang bias dijadikan alat untuk menyampaikan pesan gunjingannya, seperti seseorang yang berjalan menirukan jalan orang yang digunjing, ketika orang tersebut tidak ada. Ghibah yang seperti ini bahkan termasuk ghibah yang paling besar. Karena perbuatan itu menggambarkan lebih jelas keadaan diri seseorang yang digunjing.
Dikutip dari buku” Ya Rabbi,,Selamatkan Lisanku”
Karya DR Sa’id Bin Ali Al-Qathani
www.yudhe.blogspot.com
Senin, April 04, 2011
disiplin dalam shalat
DISIPLIN LUAR BIASA ADALAH SHOLAT
Shalat ternyata tidak hanya menjadi ukuran kadar keimanan seseorang, tetapi juga menjadi ukuran seberapa besar seorang muslim mendisiplinkan diri. Allah Azza wa Jalla telah mengatur jarak waktu sholat sedemikian rupa dan pasti ada hikmahnya.
Ketika seseorang melaksanakan sholat, maka ia harus dan meski melaksanakan aturan dan tata cara sholat. Dimulai takbiratul ihram sampai pada salam. Dia tidak boleh baca-bacaan sembarangan, gerakan diluar sholat dan juga salah satunya tidak boleh tengok kanan kiri kecuali salam. Sadari tidak disadari ketika kita melaksanakan sholat munfarid (sendiri) pasti tidak mau banyak gerak diluar sholat, tidak mau tengok-tengok kepala, dan sebagainya.
Ketika suatu hari ada seorang anak kecil usia 3 tahun baru masuk sebuah Paud, tepatnya waktu maghrib ketika mendengar suara adzan dia langsung mengambil air wudlu dan segera meminta saudaranya untuk memasangkan sarung sambil berkata mau sholat. Akhirnya dia pergi ke kamar sendirian, tanpa anak tersebut sadari bahwa dia dilihat oleh saudaranya dibalik pintu. Rakaat demi rakaat dia laksanakan meski bacaannya dan tata caranya belum sempurna, namun yang hebat luar biasa anak tersebut melakukan sholat seperti biasa tanpa banyak gerak diluar sholat dan juga dia tidak tengok kanan kiri layaknya usia anak kecil.
Sholat adalah pendidikan disiplin bagi manusia. Orang muslim memiliki training yang luar biasa dengan sholat, aturan, tata tertib, Jika dilaksanakan begitu indahnya. Mengapa orang Jepang, ketika minum atau makan makanan berkuah selalu dimakan langsung tanpa menggunakan sendok. Alasannya karena orang Jepang sangat disiplin dengan waktu. Mengapa orang Islam tidak mengambil hikmah luar biasa dari sholat. Sholat menjadi pembelajaran penting dan berharga untuk melatih kedisiplinan diri.
Disiplin!inilah salah satu hikmah teramat penting yang terkandung dalam karunia Allah SWT bernama shalat. Seorang muslim akan unggul ibdahanya bila shalatnya unggul, bermutu tinggi dan penuh disiplin. Seorang muslim yang shalatnya unggul dan bermutu tinggi, niscaya akan mampu menangkap hikmah yang amat mengesankan dari shalatnya, yakni hidup tertib, rapih dan disiplin. Inilah jalan menuju terbentuknya pribadi muslim yang berkualitas dan sukses dalam urusan duniawi maupun uhkrowi.
Orang yang mampu memiliki kesanggupan mendisiplinkan diri dengan baik selalu mampu menertibkan segala sesuatu disekelilingnya dengan cara menempatkan sesuatu pada tempatnya.
Perumpamaan shalat lima waktu adalah bagai sungai mengalir di muka pintu-pintu rumah diantara kamu. Ia mandi di dalamnya sehari sebanyak lima kali. Apakah kiranya masih ada sisa kotoran daki padanya.
Selain disiplin, sudah sepatutnya seorang muslim adalah orang yang cinta kebersihan. Pernah terdengar seorang kafir masuk Islam gara-gara tersentuh hatinya dengan wudlu. Hebatnya Islam untuk beribadah dia harus membersihkan diri dengan wudlu. Sekali-kali cobalah mandi lima kali sehari, mungkin pada mandi ketiga pasti kita sudah susah menemukan daki atau kotoran di tubuh kita.
Shalat ternyata tidak hanya menjadi ukuran kadar keimanan seseorang, tetapi juga menjadi ukuran seberapa besar seorang muslim mendisiplinkan diri. Allah Azza wa Jalla telah mengatur jarak waktu sholat sedemikian rupa dan pasti ada hikmahnya.
Ketika seseorang melaksanakan sholat, maka ia harus dan meski melaksanakan aturan dan tata cara sholat. Dimulai takbiratul ihram sampai pada salam. Dia tidak boleh baca-bacaan sembarangan, gerakan diluar sholat dan juga salah satunya tidak boleh tengok kanan kiri kecuali salam. Sadari tidak disadari ketika kita melaksanakan sholat munfarid (sendiri) pasti tidak mau banyak gerak diluar sholat, tidak mau tengok-tengok kepala, dan sebagainya.
Ketika suatu hari ada seorang anak kecil usia 3 tahun baru masuk sebuah Paud, tepatnya waktu maghrib ketika mendengar suara adzan dia langsung mengambil air wudlu dan segera meminta saudaranya untuk memasangkan sarung sambil berkata mau sholat. Akhirnya dia pergi ke kamar sendirian, tanpa anak tersebut sadari bahwa dia dilihat oleh saudaranya dibalik pintu. Rakaat demi rakaat dia laksanakan meski bacaannya dan tata caranya belum sempurna, namun yang hebat luar biasa anak tersebut melakukan sholat seperti biasa tanpa banyak gerak diluar sholat dan juga dia tidak tengok kanan kiri layaknya usia anak kecil.
Sholat adalah pendidikan disiplin bagi manusia. Orang muslim memiliki training yang luar biasa dengan sholat, aturan, tata tertib, Jika dilaksanakan begitu indahnya. Mengapa orang Jepang, ketika minum atau makan makanan berkuah selalu dimakan langsung tanpa menggunakan sendok. Alasannya karena orang Jepang sangat disiplin dengan waktu. Mengapa orang Islam tidak mengambil hikmah luar biasa dari sholat. Sholat menjadi pembelajaran penting dan berharga untuk melatih kedisiplinan diri.
Disiplin!inilah salah satu hikmah teramat penting yang terkandung dalam karunia Allah SWT bernama shalat. Seorang muslim akan unggul ibdahanya bila shalatnya unggul, bermutu tinggi dan penuh disiplin. Seorang muslim yang shalatnya unggul dan bermutu tinggi, niscaya akan mampu menangkap hikmah yang amat mengesankan dari shalatnya, yakni hidup tertib, rapih dan disiplin. Inilah jalan menuju terbentuknya pribadi muslim yang berkualitas dan sukses dalam urusan duniawi maupun uhkrowi.
Orang yang mampu memiliki kesanggupan mendisiplinkan diri dengan baik selalu mampu menertibkan segala sesuatu disekelilingnya dengan cara menempatkan sesuatu pada tempatnya.
Perumpamaan shalat lima waktu adalah bagai sungai mengalir di muka pintu-pintu rumah diantara kamu. Ia mandi di dalamnya sehari sebanyak lima kali. Apakah kiranya masih ada sisa kotoran daki padanya.
Selain disiplin, sudah sepatutnya seorang muslim adalah orang yang cinta kebersihan. Pernah terdengar seorang kafir masuk Islam gara-gara tersentuh hatinya dengan wudlu. Hebatnya Islam untuk beribadah dia harus membersihkan diri dengan wudlu. Sekali-kali cobalah mandi lima kali sehari, mungkin pada mandi ketiga pasti kita sudah susah menemukan daki atau kotoran di tubuh kita.
Langganan:
Postingan (Atom)