Senin, April 04, 2011

GIBAH

Ghibah ( Menggunjing )
“Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan sebuah kalimat yang dia tidak mengerti apa isinya,lantas dia terlempar ke dalam neraka yang jaraknya lebih jauh daripada jarak antara timur dan barat.” (HR. Muslim)
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani ra berkata bahwa para ulama berbeda pendapat tentang abtasan ghibah.
Ar-Raghib dalam Al-Mufrodat : Ghibah adalah menceritakan aib seseorang kepada orang lain yang tidak memerlukan cerita itu”.
Al-Ghazali dalam Al-Ihya : Ghibah adalah bila engkau menceritakan sesuatu tentang saudaramu, yang dia tidak menyukainya bila engkau menyampailam cerita itu kepadanya”.
Ibnu Al-Atsir dalam An-Nihayah :”Ghibah adalah menceritakan keburukan orang lain tanpa sepengetahuan orang tersebut, walau keburukan itu benar-benar ada pada dirinya.
An-Nawawi dalam Al-Adzkar : Ghibah adalah menceritakan keadaan seseorang yang dia tidak suka,baik berwujud keadaan jasmani seseorang, keadaan dinnya, keduaniaannya, diri, bentuk fisik, akhlak, harta, anak, istri,pembantu, pakaian, aktivitas, wajah yang berseri-seri atau muka yang masam, dan hal-hal yang dimutlakan pada pengertian itu, baik diceritakan dengan ucapan, maupun dengan isyarat atau kode.”
Ibnu At-Tin : Ghibah adalah menyebutkan keadaan seseorang yang menyebabkkan ketidaksukaannya, ketika dia tidak ada”.
Al-Imam an-Nawawi ra : Salah satunya adalah ucapan banyak ahli fikih di berbagai kitab karangannya’ berkata beberapa orang yang mengklaim dirinya berilmu…’ atau’sebagian orang yang mengklaim dirinya mampu mengadakan perbaikan…’, atau ungkapan sinis lainnya, yang diisyaratkan kepada orang yang sebenarnya telah diketahui oan lebih jelas oleh pembaca.”
Termasuk ghibah adalah ucapan mereka sebelum menyebutkan aib orang lain:”Allah pasti memaafkan kita; Allah pasti mengampuni kita; kita memohon keselamatan kepada Allah”.
Ghibah tidak terbatas pada ucapan lisan saja, tetapi appun juga yang dapat dipahami oleh orang lain, yang menyebabkan orang yang digunjing menjadi tidak suka dan marah. Seperti sindiran, perbuatan isyarat, kedipan mata, umpatan, tulisan, semua bias menjadi sarana Ghibah. Demikian juga semua sarana yang bias dijadikan alat untuk menyampaikan pesan gunjingannya, seperti seseorang yang berjalan menirukan jalan orang yang digunjing, ketika orang tersebut tidak ada. Ghibah yang seperti ini bahkan termasuk ghibah yang paling besar. Karena perbuatan itu menggambarkan lebih jelas keadaan diri seseorang yang digunjing.
Dikutip dari buku” Ya Rabbi,,Selamatkan Lisanku”
Karya DR Sa’id Bin Ali Al-Qathani
www.yudhe.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar