Selasa, Januari 26, 2021

ADAB MENULIS DAN MEMBACA ALQUR'AN

 Makna dan nilai – nilai yang terkandung di dalam Al-Qur’an di peroleh jika Al-Qur’an diperlakukan dengan cara yang baik. Mengenai hal ini, seorang sufi terkenal, Jalaludin Rumi, pernah mengingatkan kita bahwa Al-Qur'an mampu menunjukkan wajahnya dalam cara apa pun yang disukainya. Apabila kita melakukan sesuatu yang disukainya dan mencari kebaikan darinya, maka ia akan menunjukkan wajah yang sebenarnya. Pandangan Rumi tersebut dapat di pahami bahwa Al-Qur'an akan memberi makna jika kita berperilaku baik terhadapnya. Dengan kata lain, perilaku kita menentukan dapat – tidaknya kita menerima isi Al –Qur’an.

 

Coba amati perilaku kalian saat membaca Al-Qur'an. Adakah di antara kalian yang membaca Al-Qur'an dengan bersenda gurau ? Kalian pasti selalu berusaha untuk berakhlak mulia terhadap Al-Qur'an. Bahkan penghormatan kalian terhadap firman Allah tersebut sudah menjadi kebiasaan sehari – hari. Misalnya, saat melihat lembaran Al-Qur'an tercecer di lantai, tentu kalian lansung mengambil dan meletakkannya di tempat yang sesuai.

Kini kita akan mengulas beberapa adab membaca Al-Qur'an. Dengan mengetahuinya, kita dapat mengevaluasi, sudah benarkah akhlak kita terhadap Al-Qur'an ? jika belum, kita harus segera memperbaikinya. Jika sudah, kita harus semakin meningkatkannya.

 

BERIKUT RINCIAN ADAB MEMBACA Al-Qur'an :

 

1.    Suci dari hadas kecil dan besar

Sebelum membaca Al-Qur’an, alangkah baiknya jika kita memastikan diri dalam keadaan suci, baik dari hadas kecil maupun besar. Hadas kecil meliputi buang air kecil atau terkena najis dan hadas besar misalnya mengeluarkan mani atau haid. Nah, pastikan dulu kalian terbebas dari dua hadas tersebut. Bahkan sebagian ulama memandang bahwa ketentuan suci ketika membaca Al-Qur’an hukumnya wajib. Sebab dalam keadaan suci kita akan dimudahkan Allah dalam mencerna ayat-ayatNya.

 

2.   Menutup aurat

Membaca Al-Qur'an merupakan salah satu ibadah yang langsung kepada Allah. Oleh karna itu, seperti ibadah-ibadah lainnya, hendaknya kita menutup aurat saat membaca Al-Qur'an. Dengan menutup aurat, kita terlihat lebih sopan dan santun.

 

3.   Pakaian dan tempat, suci dari najis.

Tentu kita merasa tidak nyaman jika pakaian dan tempat kita terkena najis saat melakukan ibadah. Oleh karna itu, islam menganjurkan umatnya untuk menyucikan sesuatu dari najis. Kita pun dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan dan kesucian. Nah, pakailah pakaian yang suci dan gunakan tempat yang suci pula ketika kalian membaca Al-Qur'an. Untuk meningkatkan kekhusyuan dalam membaca Al-Qur'an, kita juga perlu memilh tempat – tempat yang kondusif. Biasanya tempat – tempat seperti ini dapat kita jumpai di masjid, mushalla atau rumah kita.

 

4.  Mulut bersih dari sisa – sisa makanan

Untuk memudahkan saat membaca Al-Qur’an, mulut kita tentu harus bersih dari sisa – sisa makanan atau minuman. Mengapa demikian? Sebab, huruf-huruf    Al-Qur'an harus di ucapkan dengan makhraj yang benar. Mulut yang kotor akibat sisa makanan mengakibatkan pengucapan huruf-huruf menjadi terganggu. Selain itu, menjaga kebersihan mulut tentu banyak manfaatnya, bukan ?  makanya, bersihkan dulu mulut kalian dengan berkumur atau menggosok gigi sebelum membaca Al-Qur’an agar terbebas dari sisa – sisa makanan.

 

 5.  Bersikap baik ketika memegang mushaf

Sikap terpuji terhadap Al-Qur’an di mulai dengan niat tulus di dalam hati. Barulah kemudian diikuti dengan hal-hal yang nyata, seperti memegang mushaf dengan tangan kanan, meletakkannya di tempat yang agak tinggi dan sesuai, dan sebagainya.

 

 6.   Menghadap kiblat

Setelah semua hal di persiapkan, kemudian kita menghadapkan diri ke kiblat. Dengan menghadap kiblat, niatkanlah bahwa kita sedang menghadap Allah agar kita lebih menghayati ayat – ayat Al-Qur'an yang akan kita  baca.

 

 7.     Membaca ta’awud dan basmalah saat mengawali bacaan

Sebelum membaca Al-Qur'an, kita disunahkan membaca ta’awud dan basmalah. Khusus mengenai bacaan basmalah, sebagaian ulama memberi ketentuan hukum yang berbeda. Ada yang hukumnya wajib, sunah, dan haram. Agar lebih jelas, mari kita lihat ketentuan tersebut dalam rubrik Tahsin berikut.

 

HUKUM MEMBACA BASMALAH

A) Wajib - alfatihah

Membaca basmalah hukumnya wajib pada permulaan Surah al-Fatihah, sebab basmalah adalah ayat pertama di dalam Surah al-Fatihah.

 

B)  Sunah -

Kita disunahkan membaca basmalah pada setiap permulaan surah, selain surah al-Fatihah dan surah at-Taubah. Selain itu, kita  juga disunahkan membaca basmalah di tengah-tengah surah untuk mengawali tadarus.

 

C) Haram - attaubah

Keharaman membaca basmalah adalah saat permulaan surah at-Taubah, sebab surah at-Taubah diawali dengan pernyataan murka Allah kepada orang-orang musyrik. Murka tersebut diawali dangan lafal  بَرَاءَةٌ (pemutusan hubungan) yang الرَّحِيمِ  (Maha Penyayang).Hal ini sesuai dengan pendapat beberapa ulama, termasuk Ibnu Hajar.

 

D) Jaiz / boleh - pertengahan

Hukum ini berlaku ketika kita membaca basmalah di tengah-tengah Surah at-Taubah. Akan tetapi, sebagian ulama memakruhkannya.

 

8. Membaca Al-Qur’an dengan tartil.

Coba dengarkan lantunan ayat Al-Qur’an yang dibacakan seorang Qari atau Qariah melalui VCD atau kaset murottal, MP3, Internet. Kita akan mendengar lantunan ayat dengan nada yang indah. Keindahan tersebut didasari oleh pefalan setiap huruf secara tepat dan benar. Sang qari qariah pun secara tepat memerhatikan beberapa hukum bacaan dengan tepat. Nah, jika kita ingin seperti para pembaca Al-Qur’an yang handal tersebut, pelajarilah ilmu tajwid dan praktikkanlah.

 

9. Membaca Al-Qur’an dengan khusyuk, tenang, dan ikhlas

Keikhasan niat menjadi fondasi utama dalam mebaca Al-Qur’an.Hanya dangan niat yang tulus dan ikhlas kita akan rida dari Allah.Sebaiknya, jika membaca Al-Qur’an diniatkan untauk pamer atau riyak, kita tidak akan mendapat pahala, bahkan mendapatkan laknat dari Allah SWT.

Seorang mufasir kontemporer, Quraish Shihab, pernah berkata bahwa Al-Qur’an ibarat sebuah permata yang memancarkan cahaya yang berbada-beda sesuai dengan sudut pandang masing-masing pembacanya. Untuk mendapatkan cahaya itu, kita harus membaca Al-Qur’an dangan khusyuk. Nah, beberapa poin diatas akan mendukung kekhusyukan dalam membaca Al-Qur’an.Disamping itu, hendaknya kita mengetahui terjemahan ayat-ayat Al-Qur’an agar kita mampu menghayati maknanya secara lebih mendalam.Sebagai langkah praktis, gunakanlah Al-Qur’an yang dilengkapi dengan terjemahannya.Jika perlu, lengkapilah pemahaman kalian terhadap Al-Qur’an dengan membaca buku tafsir Al-Qur’an karya beberapa musafir.

 

10. Membaca Al-Qur’an dengan suara yang bagus

Rasullah saw. Menyukai orang yang membaca Al-Qur’an dengan suara yan gbagus dan halus sesuai jenis suara yan dimiliki setiap orang.Suara tersebut dapat dihasilkan jika kita membaca Al-Qur’an dengan manaati kaidah-kaidah tajwid seperti panjang-pendek harakat, cara membaca, dan sebagainya.Suara yan gbagus dan halus saat membaca Al-Qur’an akan memperlihatkan keagungan Al-Qur’an dengan suara yan gbagus diungkapkan oleh RAsullah saw.dalam hadis berikut.

 

 Dari Barra’ dari Nabi saw:”Hiasilah Al-Qur’an dengan suara kalian.”(H.R an-Nasa’I,Abu Daud,Ibnu Majah,Ahmad, dan ad-Damiri)

 

Di samping itu, kita juga dianjurkan untuk membaca Al-Qur’an dengan irama yang bagus. Akan tetapi, irama tersebut tidak boleh keluar dari rambu-rambu tajwid.Perhatikan hadis hadis berikut.

 

Rasullah saw . bersabda:”Maka barang siapa tidak membacanya (Al-Qur’an) dengan suara yang bagus maka dia bukanlah golongan kami.”(H.R Ibnu Majah)

 

11. Tidak menghentikan bacaan karena berbicara

Al-Qur’an telah dilengkapi dengan aturan pemberhentian (waqaf) di tempat-tempat tertentu.Selain itu, kalian juga boleh berhenti pada pertengahan ayat jika nafas kalian tidak kuat untuk menyelesaikannya.Akan tetapi, kalian dianjurkan tidak berhenti membaca ayat Al-Qur’an di tengah-tengah ayat karena berbicara dengan orang lain.Sebab, berhenti pada pertengahan ayat dapat mengubah arti ayat.Perbuatan tersebut dinilai sebagai tindakan yan tidak menghormati kalam Allah.Oleh karena itu, usahakan agar kalian berhenti di tempat yang tepat sesuai aturan.

 

12. Menutup bacaan dengan berdoa

Sama seperti ibadah lainnya, membaca Al-Qur’an sebaiknya diakhiri dengan doa.Kalian bisa melafalkan doa sebelum membaca Al-Qur’an seperti yang tertera di halaman awal buku ini, halaman akhir Al-Qur’an, atau dengan bahasa yang kalian pahami.Hal terpenting, di dalam doa adalah kita harus berdoa dengan ikhlas dan tulus.

 

13. Membaca Al-Qur’an sampai khatam.

Membaca Al-Qur’an tidak perlu banyak dalam hal sekali waktu.Allah lebih menyukai orang yang mengerjakan sesuatu secara istiqomah.Meskipun sedikit, namun kita rutin membacanya lebih disukai dalam pandangan Allah.Misalnya, setlah salat fardu kalian membaca lima ayat, satu maqra’,atau satu halaman.Dengan begitu, lambat laun kalian akan cepat menyelesaikan bacaan Al-Qur’an.Setelah khatam, ulangilah membaca lagi dengan teratur.

Tadarus

Berikut ini adalah surah Al-‘alaq [96]: 1-5.Bacalah surah tersebut dengan mengikuti adab membaca Al-Qur’an yang benar di depan kelas.Kalian tidak perlu tergesa-gesa membacanya.Setelah membaca, hayatilah kandungan ayat melalui terjemahan yang terdapat di bawahnya.Ajukanlah beberapa pendapat kalian tentang tema poko Surah al-‘Alaq di kelas dan mintalah teman kalian menanggapinya.

Senin, Januari 18, 2021

Materi Hukum Nun Mati dan Tanwin

 

A. Pengertian Nun Mati dan Tanwin
Nun mati disebut juga nun sakinah. Sedang yang dimaksud dengan nun mati adalah nun yang tidak berbaris, ia menggunakan harakat sukun sehingga nun itu tidak dapat dibunyikan kecuali diawali huruf lain. Contoh : 
عِنْدَ يَنْمُوْا

Sedangkan yang dimaksud dengan tanwin adalah nun mati yang bertempat di akhir isim (kata benda) yang terlihat apabila dibaca washal (sambung dengan kata lain) dan hilang ketika ditulis (diwakafkan).

Jadi pada dasarnya tanwin itu bermula dari nun mati yang kelihatan dalam bahasa lisan dan hilang dalam bahasa tulisan. Contoh :

سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ Dibaca سَمِيْعُنْ عَلِيْمُنْ
سَلَامًا تَامّاً Dibaca سَلَامَنْ تَامَّنْ

Dari pengertian di atas, tampak bahwa antara nun mati dan tanwin mempunyai persamaa dan perbedaan. Persamaannya yaitu terletak pada huruf nun-nya yang mati. Sedangkan perbedaaanya yaitu: nun mati tampak jika diucapkan maupun ditulis, dan tanwin hanya tampak nun-nya ketika diucapkan bukan ditulis.

Baca juga: Pengenalan dasar-dasar huruf hijaiyah

B. Hukum Nun Mati dan Tanwin
Nun mati atau tanwin yang bertemu salah satu huruf hijaiyah, mempunyai dampak hukum tersendiri dalam bacaaanya. Ada yang dibaca terang (izhar), memasukkan (idgham), menukar atau berubah (iqlab ) dan menyembunyikan (ikhfa’). Dari dampak tersebut, maka bila ada nun mati atau tanwin bertemu huruf hijaiyah mempunyai 4 hukum, yaitu:

1.    Izhar (اِظْهَارْ )

2.    Idgham ( اِدْغَامْ )

3.    Iqlab ( اِقْلَابْ )

4.    Ikhfa’ ( اِخْفَاءْ )

Kelima cara bacaan itu akan diterangkan satu persatu secara rinci sebagai berikut:

1. Bacaan Izhar
a. Pengertian Izhar
Muhammad Mahmud menyatakan bahwa dalam arti bahasa, izhar berarti : 
اَلْبَيَانْ yakni terang, jelas, tampak. Sedangkan menurut istilah adalah:

الإِظْهَارُ هُوَ إِخْرَاجُ كُلِّ حَرْفٍ مِنْ مَخْرَجِهِ مِنْ غَيْرِ غُنَّةٍ
“Mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya tanpa disertai berdengung”

Pengertian itu menjelaskan agar cara membaca nun mati atau tanwin jelas dan terang, tanpa disertai dengung jika bertemu dengan huruf izhar.

b. Huruf-huruf izhar
Huruf izhar ada 6 macam, keenam huruf itu disebut huruf halqi ( 
الحَلْقِي ), karena makhraj huruf izhar pada halqi (tenggorokan). Adapun huruf-huruf halqi adalah : ء هـ ح خ ع غ . Dengan keenam huruf itu pula, maka bacaan ini bisa disebut dengan izhar halqi. ( اِظْهَارْ حَلْقِي )
Contoh :

No

Tertulis

Dibaca

Sebab

1

يَنْئَوْنَ

يَنْئَوْنَ

ن bertemu ء

2

كُلٌّ اٰمَنَ

كُلّنْ اٰمَنَ

ـــٌـ bertemu ء

3

يَنْهَوْنَ

يَنْهَوْنَ

ن bertemu ه

4

قَوْمٍ هَادٍ

قَوْمِنْ هَادِنْ

ـــٍــ bertemu ه

5

مِنْ عِلْمٍ

مِنْ عِلْمٍ

ن bertemu ع

6

جَنَّةٍ عَالِيَةٍ

جَنَّتِنْ عَالِيَتِنْ

ــــٍــ bertemu ع

7

مِنْ غِلٍّ

مِنْ غِلٍّ

ن bertemu غ

8

عَزِيْزٌ غَفُوْرٌ

عَزِيْزُنْ غَفُوْرُنْ

ـــٌـ bertemu غ

9

وَانْحَرْ

وَانْحَر

ن bertemu ح

10

حَمِيْمٌ حَمِيْمًا

حَمِيْمُنْ حَمِيْمَنْ

ـــٌـ bertemu ح

11

مِنْ خَيْرٍ

مِنْ خَيْرِنْ

ن bertemu خ

12

نِدَآءً خَفِيًّا

نِدَآءَنْ خَفِيَّنْ

ـــًــ bertemu خ

2. Bacaan Idgham
a. Pengertian Idgham
Menurut Muhammad Mahmud, idgham dalam arti bahasa berarti: 
إِدْخَالُ الشَّيْئِ فِى الشَّيْئِ  (Memasukkan sesuatu pada sesuatu). Arti ini jika dikembangkan berarti memasukkan huruf nun mati pada idgham.

Sedangkan dalam arti istilah idgham berarti:

الاِدْغَامُ هُوَ اِلْتِقَاءُ حَرْفٍ سَاكِنٍ بِمُتَحَرِّكٍ بِحَيْثُ يَصِيْرَانِ حَرْفًا مُشَدَّدًا
“Pertemuan huruf yang mati dengan huruf yang hidup sehingga kedua huruf itu menjadi satu huruf yang ditasydid”.

Dari pengertian diatas, tampak bahwa cara membaca bacaan idgham adalah memasukkan nun mati atau tanwin pada huruf-huruf idgham, dan seakan-akan kedua huruf itu menjadi satu. Seperti huruf-huruf yang ditasydid walaupun asal kedua huruf ini tidak bertasydid.

b. Huruf-huruf Idgham
Huruf idgham ada 6 macam, yang terkumpul pada rumus : 
يَرْمِلُوْنَ

sehingga jika ada nun mati dan tanwin bertemu salah satu keenam huruf tersebut, maka nun mati dan tanwin tersebut harus dimasukkan padanya. Keenam huruf itu ada yang dibaca mendengung ada yang tidak, karena itu idgham terbagi menjadi dua macam.

c. Pembagian Idgham

1.    Idgham Bighunnah (ادغام بغنة )

2.    Idgham Bilaghunnah ( ادغام بلاغنة )

§  Idgham bighunnah sebagaimana dalam pengertian di atas, adalah membunyikan nun mati atau tanwin dengan memasukkan pada huruf idgham bighunnah, yaitu : يَنْمُوْ (ya’, nun, mim, wawu) disertai mendengung. Cara membunyikannya harus memasukkan nun mati atau tanwin pada keempat huruf tersebut:
Contoh:

No

Tertulis

Dibaca

Sebab

1

مَنْ يَقُوْلُ

مَيْ يَقُوْلُ

ن bertemu ى

2

بَرْقٌ يَجْعَلُوْنَ

بَرْقُىْ يَجْعَلُوْنَ

ــٌـ bertemu ى

3

عَنْ نَفْسٍ

عَنْ نَفْسنْ

ن bertemu ن

4

حِطَّةٌ نَغْفِرْلَكُمْ

حِطَّتُنْ نَغْفِرْلَكُمْ

ــٌـ bertemu ن

5

مِنْ مَالــٍ

مِمْ مَالــنْ

ن bertemu م

6

مَاءٍ مُصَفًّى

مَائِمْ مُصَفّنْ

ـــٍــ bertemu م

7

مِنْ وَالٍــ

مِوْ وَالٍــ

ن bertemu و

8

يَوْمَئِذٍ وَاهِيَةْ

يَوْمَئِذوْ وَاهِيَةْ

ـــٍــ bertemu و

Dan hukum bacaan idgham bighunnah mempunyai syarat yaitu: harus terjadi dalam dua kalimat. Maksudnya antara nun mati dan tanwin harus terpisah dengan huruf idgham bighunnah.

Jika syarat tersebut tidak dipenuhi, yaitu nun mati atau tanwin bertemu salah satu huruf idgham bighunnah dalam satu kalimat, maka cara membacanya terang (izhar). Ulama tajwid menyebutkan dengan istilah izhar kilmi ( اظهار كلمى ), karena kejadian izhar berdasarkan satu kalimat. Atau disebut izhar wajib ( اظهار واجب ) karena sangat wajib meng-izharkan (menerangkan) bacaannya.
Contoh:

No

Tertulis

Dibaca

Sebab

1

صِنْوَانٌ

صِنْوَانٌ

ن bertemu و

2

قِنْوَانٌ

قِنْوَانٌ

ن bertemu و

3

بُنْيَانٌ

بُنْيَانٌ

ن bertemu ى

4

دُنْيَا

دُنْيَا

ن bertemu ى

§  Idgham Bilaghunnah cara membaca nun mati atau tanwin dengan memasukkanya pada huruf lam dan ra’ tanpa mendengung.
Karena itu, huruf idgham bilaghunnah terdapat dua macam, yaitu 
لر ( lam dan ra’ ). Jika ada nun mati atau tanwin bertemu salah satu dari kedua huruf itu, maka wajib dimasukkan padanya tanpa mendengung.
Contoh :

No

Tertulis

Dibaca

Sebab

1

مِنْ لَدُنْهُ

مِلْ لَدُنْهُ

ن bertemu ل

2

رَحْمَةً لِّلْعَالَمِيْنَ

رَحْمَتَلْ لِّلْعَالَمِيْنَ

ـــًــ bertemu ل

3

مِنْ رَبِّهِمْ

مِرْ رَبِّهِمْ

ن bertemu ر

4

رَؤُفٌ رَحِيْمٌ

رَؤُفُرْ رَحِيْمٌ

ــٌـ bertemu د

3. Bacaan Iqlab
a. Pengertian Iqlab
Menurut Muhammad Mahmud, iqlab dalam arti bahasa adalah : 
تَحْوِيْلُ الشَّيْئِ عَنْ وَجْهِهِ : “mengubah bentuk sesuatu dari asalnya“. Dalam arti mengubah huruf nun mati atau tanwin pada huruf iqlab.

Sedangkan menurut arti istilah adalah:

اَلْاِقْلَابُ هُوَجَعْلُ حَرْفٍ مَكَانَ حَرْفٍ اَخَرَمَعَ مُرَاعَاةِ اْلغُنَّةِ
“M
enjadikan huruf satu pada ketentuan huruf lain disertai mendengung

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa nun mati atau tanwin ketika bertemu dengan huruf iqlab, maka nun mati atau tanwin tersebut harus dibaca sebagaimana bacaan iqlab disertai mendengung.

b. Huruf iqlab
Huruf iqlab hanya satu, yaitu ba’ ( 
ب ). Maka ketika ada nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ba’, maka nun mati atau tanwin itu harus dibaca mim ( م ) karena bacaan iqlab.
Contoh :

No

Tertulis

Dibaca

Sebab

1

اَنْبِئْهُمْ

اَمْبِئْهُمْ

ن bertemu ب

2

عَلِيْمٌ بِذَاتٍ

عَلِيْمُمْ بِذَاتٍ

ــٌـ bertemu ب

4. Bacaan Ikhfa
a. Pengertian Ikhfa’
Menurut Muhammad Mahmud, ikhfa dalam arti bahasa adalah: 
السَّتْرُ “menutupi atau menyembunyikan“.

Sedangkan dalam arti istilah adalah:

اَلْاِخْفَاءُهُوَعِبَارَةٌ عَنِ النُّطْقِ بِحَرْفٍ سَاكِنٍ عَارٍاَىْ خَالٍــ عَنْ التَّشْدِيْدِ عَلَى صِفَةٍ بَيْنَ الاِظْهَارِ وَالْاِدْغَامِ مَعَ بَقَاءِ الغُنَّةِ فِى اْلحَرْفِ
“Ikhfa’ adalah mengungkapkan huruf yang mati dan tersembunyi atau sunyi dari tasydid pada bacaan antara terang dan memasukkan dengan mendengungkan pada huruf pertama”.

Pengertian tersebut tampak jelas bahwa bacaan yang samar-samar antara izhar (terang) dengan idgham (memasukkan pada yang lain) disertai mendengung, atau ketika mengucapkan nun mati atau tanwin seakan-akan bertemu huruf “ng” seperti dalam bahasa Indonesia.

b. Huruf-huruf Ikhfa’
Huruf ikhfa’ sebanyak 15 macam, yang terkumpul pada awal kata berikut ini:

صِفْ ذَاثَنَاكَمْ جَادَ شَخْصٌ قَدْسَمَا # دُمْ طَيِّبًا زِدْ فِى تُقًى ضَعْ ظَالِمًا

Dari kelima belas huruf ikhfa’ itu terdapat 3 klasifikasi, yaitu:

1.     Ikhfa’ A’la ( اِخْفَاءُ اَعْلٰى ), yaitu bacaan ikhfa’ yang lebih lama dari ghunnahnya, adapun hurufnya ada tiga, yaitu: ت, د,ط    contoh: مِنْ دُوْنِ , مِنْ طَيِّبَاتِ

2.     Ikhfa’ Adna ( اِخْفَاء اَدْنٰى ), yaitu bacaan ikhfa’ yang lebih pendek dari ghunnah, adapun hurufnya ada dua : ق , ك contoh:مَنْ كَانَ , مِنْ قَبْلِ

3.     Ikhfa’ Ausath ( اِخْفَاءْ اَوْسَطْ ), yaitu antara bacaan ikhfa’ dengan ghunnah sama-sama sedang, adapun hurufnya yaitu selain dari bagian ikhfa A’la dan ikhfa’ Adna. Contohnya: اَنْفُسَكُمْ , اَنْزَلْنَاهُ

Contoh:

No

Tertulis

Dibaca

Sebab

1

اُنْصُرْنَ

اُنْصُرْنَ

ن bertemu ص

2

رِجَالٌ صَدَقُوْا

رِجَالُنْ صَدَقُوْا

ــٌـ bertemu ص

3

مُنْذِرٌ

مُنْذِرُنْ

ن bertemu ذ

4

صَوَابًا ذَالِكَ

صَوَابَنْ ذَالِكَ

ـــًــ bertemu ذ

5

مَنْثُوْرًا

مَنْثُوْرَنْ

ن bertemu ث

6

شِهَابٌ ثَاقِبٌ

شِهَابُنْ ثَاقِبُنْ

ــٌـ bertemu ث

7

اِنْ كُنْتُمْ

اِنْ كُنْتُمْ

ن bertemu ك

8

مُسْرِفٌ كَذَّابٌ

مُسْرِفُنْ كَذَّابُنْ

ــٌـ bertemu ك

9

مَنْ جَٓاءَ

مَنْ جَٓاءَ

ن bertemu ج

10

عَيْنٌ جَارِيَةٌ

عَيْنُنْ جَارِيَتُنْ

ــٌـ bertemu ج

11

يُنْشِئُ

يُنْشِئُ

ن bertemu ش

12

لِنَفْسٍ شَيْئًا

لِنَفْسنْ شَيْئَنْ

ـــٍــ bertemu ش

13

مِنْ قَبْلُ

مِنْ قَبْلُ

ن bertemu ق

14

سَلَامٌ قَوْلًا

سَلَامُنْ قَوْلنْ

ــٌـ bertemu ق

15

مِنْ سُهُوْلِهَا

مِنْ سُهُوْلِهَا

ن bertemu س

16

بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ

بِقَلْبِنْ سَلِيْمِنْ

ـــٍــ bertemu س

17

اَنْدَادًا

اَنْدَادًنْ

ن bertemu د

18

قِنْوَانٌ دَانِيَةٌ

قِنْوَانُنْ دَانِيَتُنْ

ــٌـ bertemu د

19

اِنْطَلِقُوْا

اِنْطَلِقُوْا

ن bertemu ط

20

بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ

بَلْدَتُنْ طَيِّبَتُنْ

ــٌـ bertemu ط

21

اَنْزَلْنَا

اَنْزَلْنَا

ن bertemu ز

22

نَفْسًا زَكِيَةً

نَفْسًنْ زَكِيَتَنْ

ـــًــ bertemu ز

23

لِيُنْفِقْ

لِيُنْفِقْ

ن bertemu ف

24

خَالِدًا فِيْهَا

خَالِدَنْ فِيْهَا

ـــًــ bertemu ف

25

مِنْ تَحْتِهَا

مِنْ تَحْتِهَا

ن bertemu ت

26

جَنَّاتٍ تَجْرِىْ

جَنَّاتِنْ تَجْرِىْ

ـــٍــ bertemu ت

27

مَنْضُوْدٍ

مَنْضُوْدِنْ

ن bertemu ض

28

كُلًّا ضَرَبْنَا

كُلًّا ضَرَبْنَا

ـــًــ bertemu ض

29

يَنْظُرُوْنَ

يَنْظُرُوْنَ

ن bertemu ظ

30

قُرًى ظَاهِرَةً

قُرَنْ ظَاهِرَةً

ـــًــ bertemu ظ

Sampai disini penjelasan tentang hukum-hukum bacaan Nun mati dan tanwin.
Semoga kita dapat mempelajari dan memahami tentang arti izhar, idgham, ikhfa’, iqlab, beserta dengan huruf-hurufnya. Lalu kemudian dapat mempraktekkan dalam keseharian kita untuk membaca 
ayat suci al Qur’an, amin.