Aku adalah salah seorang tenaga pendidik di suatu sekolah, Tugas tambahan sebagai pengelola Lab Kompter di sekolah tersebut, Sesuai dengan SOP sebagai pengelola dan pengurus Lab komputer, maka kujaga dan kujaga kebersihan ruangan tersebut. Apalagi sebelum pembelajaran dilakukan di ruangan tersebut, seyogyanya bersih.
Komputer di ruangan tersebut diperuntukan bagi seluruh siswa dan guru. Apabila siswa diberikan tugasnya oleh guru, maka pasti ada siswa yang mengerjakan tugas di lab itu. Siapapun boleh menggunakan fasilitas komputer asal satu syarat menjaga kebersihan dakn ketertiban barang barang di lab.
Suatu ketika ternyata di meja komputer utama /server ko ada asbak yang tumpah sehingga berantakan dan bau khas kuntung menyengat, Ya Allah kenapa begini dalam benaku berkata, Ah gak apa-apa ini menjadi amalan tambahan.
Kelas pertamapun masuk ke lab, waktu itu kelas XI. masuk dengan rapi ke ruangan Senyum salam sapa kepada guru di depan meja, nah otomatis semua siswa melihat tuh kalau di meja guru ada setumpuk asbak jatuh, hingga sampai ke bawah meja. Namun mereka hanya menatap kecil pada sampah itu tanpa sedikitpun mau merapihkan kotoran tersebut.
Hatiku berkata, Ya Allah kenapa mereka hanya melihat menatap tanpa ada yang peduli, Ya udah husnudzon ajah, mungkin karena mereka semangat untuk belajar komputer, sehingga tak peduli dengan kondisi ini.
Singkat cerita Dzuhurpun berlalu, sampai akhir pelajaran kelas tersebut tidak ada yang peka dengan kondisi ini. Akupun bergumam nanti jam selanjutnya akan aku tes apakah ada siswa yang mau membereskan tanpa diminta?Kalau bahasa gaulnya social eksperimen lah kira kira.
Namun ternyata niatku untuk sosial experimen, langsung di tes Oleh Allah SWT Tunai, Selepas sholat Dzuhur aku singgah dulu ke Kamar mandi karena ingin buang Hajat.... dan Ternyata kenapa Ko di kamar ini banyak Tanah dan serpihan bata (kondisi kamar mandi kotor dengan tanah). Wah gawat ini, langsung kuingat niatku kepada Anak-anak . ketika aku ingin ngetes ke anak-anak, ternyata aku di tes sama Allah.
pertanyaan dalam hati, apakah tanah ini akan aku bereskan atau ah biarkan saja, karena ini bukan tugas saya.?Hmmm Ya Allah terimakasih telah mengingatkanku dengan semua ini.
Ternyata kita bisa menuntut kepada orang lain, tetapi belum tentu kita sendiri mampu atau tidak, terkadang kita menginginkan orang lain seperti ini, seperti itu padahal kita sendiripun harus bisa mengerjakan itu.
Teringat sebuah hadis, Hadits yang menekankan pentingnya tidak meremehkan kebaikan, bahkan yang sekecil apapun, adalah: "Janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun, walau hanya berbicara kepada saudaramu dengan wajah yang tersenyum kepadanya. Amalan tersebut adalah bagian dari kebajikan" (HR. Abu Daud no. 4084 dan Tirmidzi no. 2722).
Jangan remehkan satu kebaikan sedikit pun walau itu sepele. Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam katakan,
يَا نِسَاءَ الْمُسْلِمَاتِ لاَ تَحْقِرَنَّ جَارَةٌ لِجَارَتِهَا ، وَلَوْ فِرْسِنَ شَاةٍ
“Wahai para wanita muslimah! Janganlah salah seorang di antara kalian meremehkan pemberian tetangganya walau pemberiannya hanyalah kaki kambing.” (HR. Bukhari no. 2566 dan Muslim no. 1030, dari Abu Hurairah). Walau itu sesuatu yang sedikit jangan dianggap remeh.