Patung disebut plastic art atau seni plastik karena identik dengan karya manusia yang meniru bentuk dan memiliki keindahan (estetik). Bentuk yang ditiru tidak hanya manusia, tetapi bentuk lain juga. Patung bersifat 3 dimensi atau benda yang bervolume, yang bisa dilihat dari segala arah.
Beberapa pendapat tentang seni patung :
1. Mikke Susanto, Seni patung adalah
karya seni tiga dimensi yang bentuknya dibuat dengan metode subtraktif
(mengurangi bahan seperti memotong, menatah) atau aditif (membuat model lebih
dulu seperti mengecor dan mencetak).
2.
Soenarso dan Soeroto, Seni patung
adalah semua karya dalam bentuk meruang
3. Menurut Kamus Besar
Indonesia, Patung adalah benda tiruan, bentuk manusia dan hewan yang cara pembuatannya
dengan dipahat
4. B.S Myers, Seni patung adalah karya seni tiga dimensi yang tidak terikat pada latar belakang apa pun atau bidang mana pun pada suatu bangunan
Berdasar tujuan pembuatannya, seni patung ada 3 yaitu :
- Patung sebagai
Fungsi Personal, diciptakan untuk kepentingan personal (pribadi),
sebagai ekspresi perasaan, dan ungkapan pribadi, termasuk tujuan religi (sarana
beribadah), contohnya patung Galeri Nasional Jakarta :
- Patung sebagai Fungsi Sosial, diciptakan untuk memperingati peristiwa bersejarah atau mengenang jasa pahlawan dalam sebuah bangsa atau kelompok. Dalam catatan sejarah contohnya patung Monumen Pancasila Sakti :
- Patung sebagai
fungsi fisik, menciptakan dan membuat patung untuk dinikmati keindahannya atau
bernilai estetik. Patung yang dibuat sengaja untuk menghiasi taman, dekorasi
kantor, gedung, dan berfungsi memperindah kontruksi bangunan.
Berikut contohnya
:
Berdasar wujudnya, seni patung modern ada 2 yaitu :
1. Bentuk Imitatif (Realisme/Representatif) : tiruan dari bentuk alam (manusia, hewan, dan tumbuhan). Perwujudannya berdasar fisio plastis atau bentuk fisik, anatomi proporsi, harmoni dan kesatuan bentuk. Patung realis contohnya pada karya Hendro, Trubus, Saptoto, dan Edy Sunarso. Berikut contoh patung figuratif :
2. Bentuk Nonfiguratif
(Abstrak), bersifat abstrak, meninggalkan bentuk alam untuk perwujudannya. Patung yang
tidak menampilkan bentuk umum yang dikenal, seperti bentuk yang ada di alam.
Mengolah elemen-elemen
rupa tri-matra seperti garis, bidang, ruang, dan memperlakukan unsur-unsur rupa
tersebut sebagaimana adanya dan tidak mengambarkan bentuk alam.
Berikut contoh patung
non figuratif :
Bahan seni patung yaitu :
- Bahan lunak, adalah material
yang empuk dan mudah dibentuk, contohnya tanah liat, lilin, sabun, plastisin,
dan lainnya. Sabun mudah di bentuk, tetapi ukurannya kecil, sehingga ada
keterbatasan dalam berkarya yang lebih besar
- Bahan sedang, adalah bahan
yang tidak lunak dan tidak keras, Contohnya kayu waru, sengon, randu, dan
mahoni
- Bahan keras, berupa kayu dan
batu-batuan, contohnya kayu jati, sonokeling, dan ulin, bahan kerasa dari batu
contohnya batu padas, granit, andesit, dan pualam (marmer)
- Bahan
cor/cetak, bahan yang dipakai untuk proses cetak yaitu semen, pasir, gipsum, logam,
timah, perak, emas, dan bahan kimia fiber atau resin
- Bahan bahan
lain yang ada di sekitar atau benda bekas lainnya, contohnya kertas kardus,
plastik, dan sebagainya.
Alat yang digunakan membuat patung yaitu :
- Butsir,
adalah alat bantu untuk membuat patung, berbahan kayu dan kawat
- Meja
putar, adalah meja bulat yang bisa berputar, berfungsi memudahkan dalam
mengontrol bentuk dari berbagai arah
- Pahat, adalah alat untuk
memahat, mengurangi, atau membentuk bahan batu, kayu, dan bahan keras
lainnya
- Sendok
adukan, berfungsi mengambil adonan dan menempelkan pada kerangka patung
- Alat las karbit/listrik
Teknik Berkarya Seni Patung :
- Teknik pahat, adalah mengurangi
bahan menggunakan alat pahat. Misalnya, membuat patung dan relief dengan bahan
dasar kayu dan batu. Alat yang digunakan adalah pahat dan palu
- Teknik
butsir, adalah membentuk benda dengan mengurangi dan menambah bahan. Contohnya
membuat keramik dengan bahan dasar tanah liat, alat yang digunakan adalah
sudip
- Teknik cor, adalah membuat
patung menggunakan alat cetakan, kemudian dituangkan adonan berupa semen,
gipsum, dan sebagainya sehingga menghasilkan bentuk yang diinginkan. Alat yang
digunakan adalah cetakan
- Teknik cetak, adalah membuat cetakan
terlebih dahulu. Contohnya membuat patung dengan bahan dasar tanah liat dan
semen
- Teknik Assembling (merakit), adalah membuat
sebuah komposisi/ sambungan dari material seperti besi, logam, tembaga, atau
berbagai material seperti benda/found objek, kertas, kayu, dan tekstil.
Bisa dengan cara las
listrik, menyambung dengan lem untuk membuat bentuk tertentu. Contohnya
berkarya seni patung kontemporer dengan bahan dasar logam atau besi.
Berikut contoh langkah – langkah membuat patung :
a. Patung bahan lunak, menggunakan teknik pijat (membentuk), yaitu :
- Buatlah sketsanya
- Tentukan bahan lunaknya, misalnya tanah liat. Untuk banyaknya bahan,
sesuaikan dengan desain yang dibuat. Siapkan alat seperti butsir dan meja putar
- Tempatkan tanah liat di tengah meja putar, meja putar dipakai untuk
memudahkan dalam proses pengerjaan karena bisa diputar dan melihat perbandingan
dari segala arah
- Bentuk bahannya, dengan cara dipijat-pijat hingga mendekati model yang
diinginkan, lakukan pengamatan dan sesuaikan dengan model sketsanya
- Setelah terbentuk secara menyeluruh, sempurnakan bentuk dengan alat bantu
seperti butsir atau alat lain yang diperlukan
- Sempurnakan dengan pembentukan lebih detail dan dihaluskan
b. Patung bahan keras, menggunakan teknik pahat/ukir, langkah-langkahnya
yaitu :
- Buatlah sketsa/desain dan tentukan ukurannya
- Siapkan balok kayu/batu sesuai ukuran yang diinginkan, sesuaikan dengan
sketsa yang dibuat
- Pindahkan gambar/pola di atas permukaan ke bahan keras tersebut
- Lakukan pemotongan untuk mengurangi jika masih terlalu besar. Lakukan
pembentukan sedikit demi sedikit dengan alat hingga mendekati bentuk menyeluruh
- Buatlah bentuk menyeluruh yang lebih detail, lakukan dengan pengamatan
sehingga sesuai dengan sketsanya
- Lanjutkan dengan membuat yang lebih detail/sempurna dan haluskan dengan
amplas
- Finishing dengan cat melamin/akrilik
- Daftar Pustaka :
Milasari, Heru S.,
Siti M., dan Jelmanto. 2018. Seni Budaya SMP/MTs IX.
Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.